Jakarta dan kota-kota besar lain
di Indonesia identik dengan kesemrawutan, kemacetan, kumuh, kesenjangan sosial,
dan permasalahan kependudukan yang lain. Bahkan setiap tahunnya permasalahan
kependudukan tersebut makin bertambah parah.
Pemerintah kota sudah melakukan
segala macam cara untuk mengurangi permasalahan kependudukan tersebut, mulai
dari pembangunan transportasi massa, jalur 3 in 1, rumah susun, dan cara-cara lain, namun
belum juga menyelesaikan masalah tersebut.
Mengapa bisa seperti itu?
Jawabannya adalah, karena solusi
yang diberikan selama ini belum tepat sasaran. Dengan cara apapun, jika langkah
yang dikeluarkan bukan ditujukan ke akar permasalahan, maka akan sia-sialah
usaha itu. Sebenarnya apa-sih masalah utama yang menyebabkan permasalahan
kependudukan di kota besar di Indonesia tersebut??
Masalah utamanya adalah tingkat
urbanisasi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Orang-orang desa setiap tahunnya
terus mengalir menuju ke kota besar, apalagi setelah Idul Fitri. Kalau arah
yang dituju jelas dan memang potensial, itu bukan masalah. Yang jadi masalah adalah,
ketika masyarakat tersebut tidak tahu tujuan yang hendak dituju ketika menuju
ke kota. Dan akhirnya mereka hanya akan menimbulkan kesemrawutan dan
kesenjangan sosial di kota besar tersebut.
Yang menjadi pertanyaan
berikutnya adalah, apakah salah ketika orang-orang desa tersebut berbondong-bondong
menuju kota besar, baik untuk mencari pekerjaan, sekolah, dsb?
Jawabannya adalah tidak salah.
Mengapa?
Perlu kita garis bawahi, bahwa
mereka melakukan hal itu bukan semata-mata karena keinginan mereka saja. Salah
satu faktor yang menyebabkannya adalah tidak adanya fasilitas yang memadai di desa
atau kota kecil yang mendukung cita-cita mereka.
Bayangkan, perguruan-perguruan
tinggi berkualitas, perusahaan-perusahaan, bank-bank besar hanya ada di kota
besar, trus bagaimana caranya masyarakat tersebut dapat memenuhi kebutuhannya
selain pergi ke kota besar.
Jika ingin kuliah harus ke
Jakarta, Jogja, Bandung, dan kota besar lainnya. Disana harus cari kontrakan, harus
mengeluarkan biaya transportasi, harus mengeluarkan biaya hidup yang tinggi.
Mungkin hanya orang-orang kaya yang bisa melakukannya.
Coba bayangkan, jika di kota-kota
kecil yang terjangkau oleh penduduk desa tersedia Universitas-Universitas yang
berkualitas. Pasti mereka akan berpikir dua kali untuk menuju kota besar,
karena semua sudah ada di desa. Disamping bisa memperoleh ilmu, juga bisa
menghemat biaya karena tidak usah ngontrak dan biaya hidup murah. Dengan
sendirinya akan semakin banyak orang pintar di Indonesia, karena biaya kuliah
terjangkau.
Jika kampus-kampus sudah bertebaran
di kota-kota kecil di Indonesia, dengan sendirinya ekonomi rakyat di situ akan
maju. Dengan adanya kampus-kampus tersebut, rakyat sekitar dapat mendirikan
kos-kosan, warung makan, tempat fotocopy, akan banyak berdiri bank disitu
karena makin banyak transaksi, akan muncul pasar, dan ekonomi menjadi maju.
Yang kedua adalah masih
terpusatnya pusat-pusat Industri di Indonesia. Seandainya semua kota kecil di
Indonesia memiliki pabrik-pabrik atau perusahaan-perusahaan yang dapat
menampung mereka untuk bekerja. Saya yakin penduduk desa enggan pergi ke kota,
karena disitu sudah terfasilitasi dan biaya hiudp murah. Maka makmurlah rakyat
Indonesia.
Itu baru beberapa contoh saja,
sekarang kita bayangkan jika semua fasilitas yang ada di kota besar ada di
kota-kota kecil. Pasti kemacetan, kesemrawutan, kesenjangan social, kekumuhan
dan permasalahan penduduk lainnya yang ada di kota besar akan hilang karena
orang pasti akan lebih senang tinggal dikampung halamannya sendiri.
Maka dari itu, bagi yang punya
modal, ide, dan punya rasa kepedulian tinggi, segeralah bangun desa-desa kalian.
Ajak semua teman-teman atau Saudara-saudara kalian yang sudah sukses untuk
bersama-sama membangun desa. Jadikan desa yang mandiri, yang dapat memenuhi
segala kebutuhan masyarakatnya.
Jika desa maju, maka ekonominya
akan maju, dan masyarakat menjadi makmur.
By : Bayu Dwi Nurcahyo
email : bdwinurcahyo@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar