Senin, 22 April 2013

Perdagangan bebas tanpa diimbangi cinta produk dalam negeri, Indonesia akan rugi.

Coba kita lihat produk-produk yang dijual di pasar-pasar atau toko-toko di Indonesia. Kalau mau jeli, hampir semua produk yang dijual di situ adalah produk impor.

Kalau barang impor yang dijual tersebut merupakan barang yang memang belum diproduksi di Indonesia itu bisa diterima dan wajar. Namun, jika barang impor yang dijual tersebut juga merupakan barang-barang yang sebenarnya sudah ada atau sudah diproduksi di Indonesia itu yang perlu kita sayangkan.

Sebagai salah satu contoh, mari kita lihat di pinggir-pinggir jalan,  penjual buah menjual pisang impor, jeruk impor, mangga impor, pepaya impor dan sedikit sekali yang menjual buah-buahan lokal. Mengapa demikian?

Jawabannya, karena sebagian besar penduduk Indonesia suka dengan segala sesuatu yang berbau impor. Dalam mind set mereka, barang impor pasti berkualitas, barang impor lebih baik, dan jika mampu membeli barang impor akan terlihat wah.

Kenapa ya kok bisa pola pikir seperti itu muncul?? siapa sebenarnya yang memulai??

Kalau semua orang punya pikiran seperti itu, matilah sudah petani-petani di Indonesia. Gak ada yang membeli hasil panen mereka, gak ada yang mau jadi petani, gak ada lapangan pekerjaan. Semua uang akan mengalir keluar negeri, kekayaan Indonesia akan mengalir ke negara lain. Apa yang didapat oleh Indonesia??

Apakah benar barang-barang lokal tidak lebih baik dari barang-barang impor??

Kita ambil contoh buah-buahan, dari segi kesegaran dan kualitas, buah lokal sebenarnya jauh lebih baik dari Impor. Anda tahu berapa lama buah impor sudah tersimpan di peti kemas sebelum mereka di edarkan dibandingkan dengan buah lokal yang tempat pemasarannya gak jauh dari pohonnya??

Manfaat lain jika kita membeli buah-buahan lokal adalah kesejahteraan petani yang merupakan mata pencaharian sebagian besar warga Indonesia akan meningkat.

Tidak hanya buah-buahan, ada banyak lagi barang-barang yang sebenarnya sudah ada di Indonesia namun tersaingi oleh produk Impor. Bahkan baru-baru ini ada batik cina, apakah ini juga akan mengubur batik Indonesia??

Perdaganan bebas memang dibentuk untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan yang dapat mengurangi kelancaran arus barang dari dan ke luar negeri. sehingga dengan adanya perdagangan bebas, dunia bagaikan satu negara, barang dengan mudah dapat diperjual belikan.

Kita harus siap dengan hal itu, kita harus siap di serbu produk-produk impor. Maka harus pandai mengatasinya.

Kita asumsikan Indonesia adalah salah satu lapak/warung yang terdapat dalam area perdagangan bebas tersebut. Jika Indonesia tidak mampu menjual produk-produknya, maka Indonesia akan gulung tikar dan bangkrut.

Yang dapat mencegah kebangkrutan itu adalah rakyat Indonesia sendiri. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mempertahankan warung kita selain dengan meningkatkan kualitas produk dalam negeri adalah dengan mencitai produk dalam negeri.

Pangsa pasar Indonesia di luar negeri belum besar, oleh sebab itu mari kita jaga dan tingkatkan pangsa pasar di dalam negeri.

Tidak hanya senang membeli produk dalam negeri, tetapi juga senang menjual produk dalam negeri. Jika pembeli lebih suka produk dalam negeri, saya yakin penjualpun akan lebih suka menjual produk dalam negeri. Jika penjual hanya menyediakan produk-produk dalam negeri, saya yakin pembelipun akan otomatis membeli produk tersebut.

By : Bayu Dwi Nurcahyo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar