Minyak
merupakan sumber daya alam yang sangat berharga dan tidak terbarukan. Menjadi
sangat berharga karena minyak menggerakkan seluruh aktifitas manusia di seluruh
dunia. Hampir seluruh aktifitas manusia disegala bidang kehidupan menggunakan minyak.
Peralatan militer, kendaraan-kendaraan umum, pesawat terbang, pembangkit
listrik, pabrik-pabrik, tempat pertambangan minyak, dan lain-lain menggunakan
minyak sebagai bahan bakarnya.
Negara
adikuasa dengan bermacam-macam peralatan militer canggihnya tidak akan dapat
mengoprasikan pesawat tempur, tank, kapal selam, dan peralatan militer lainnya
jika tidak memiliki minyak. Jika seluruh peralatan militernya tidak dapat
dioperasikan maka terancamlah negara tersebut.
Negara
Industri yang memiliki pabrik-pabrik modern, yang memproduksi komoditi
kebutuhan dunia, tidak akan dapat menggerakkan industrinya jika tidak memiliki
minyak. Jika industri tersebut mati, maka matilah ekonomi negara tersebut.
Negara
maju dengan tingkat ekonomi tinggi, akan hancur karena pembangkit listriknya
tidak bisa beroperasi, sehingga tidak dapat menggerakkan roda ekonominya.
Pebangkit listrik tersebut tidak bisa beroperasi karena pasokkan minyak negara
tersebut habis.
Begitu
pentingya fungsi minyak dimata dunia inilah yang menjadikan minyak sebagai
sumber daya alam yang paling dicari dan diperebutkan. Segala macam cara
dilakukan untuk memperebutkan sumber daya alam tersebut, bahkan melalui
penjajahan sekalipun. Bahkan negara yang kuat tak segan-segan akan menindas
negara yang lemah dengan berbagai strategi untuk mendapatkan minyaknya.
Melihat
begitu berharganya minyak dalam kehidupan, akan disayangkan jika negara-negara
yang memiliki kekayaan minyak berlimpah justru tidak dapat memanfaatkan
posisinya semaksimal mungkin guna kemakmuran negaranya. Seharusnya negara tersebut dapat memanfaatkan bargaining powernya untuk lepas dari
penindasan negara-negara adidaya. Bukan justru menyerahkan ladang minyaknya
untuk dikuasai negara adidaya tersebut. Negara adidaya dapat mengancam dengan
menggunakan senjata-senjata modern, seharusnya negara penghasil minyak dapat membalas
ancaman tersebut dengan tidak menyalurkan minyaknya ke negara adidaya. Jika
negara-negara adidaya tersebut tidak mendapatkan pasokan minyak yang cukup, maka
sia-sialah senjata canggih yang dia miliki untuk mengancam negara lain.
Indonesia
memiliki posisi yang hampir sama dengan negara adidaya tersebut. Cadangan
minyak Indonesia diprediksi hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri selama
15 tahun kedepan. Produksi minyak Indonesia yang mencapai 800ribu barrel
perhari tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan minyak dalam negeri yang mencapai
1,4 juta barel perhari. Oleh karena itu, Indonesia harus mengimpor minyak dari
luar negeri untuk mencukupi kebutuhan minyaknya.
Kondisi
cadangan minyak yang menipis serta ketergantungan akan impor minyak akan
memberikan resiko besar bagi masa depan bangsa Indonesia. Jika hal ini terus
dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kehabisan cadangan
minyaknya. Jika hal tersebut dibarengi dengan keadaan dimana Indonesia tidak
dapat mengimpor minyak dunia, maka ekonomi dan kedaulatan negara Indonesia akan
terancam.
Untuk
menyikapi hal tersebut, alangkah lebih baik jika Indonesia mulai memanfaatkan
sumber daya alam lain yang tersedia sebagai bahan bakar pengganti minyak.
Melaui sumber daya tersebut, Indonesia dapat mencegah habisnya cadangan minyak
dalam negerinya dan dapat pula mengurangi ketergantungan impor minyak dunia.
Untuk
saat ini, sumber daya alam yang siap menggantikan minyak sebagai bahan bakar
adalah gas. Cadangan gas alam yang masih melimpah dapat memberikan harapan bagi
Indonesia untuk menjaga ketahanan minyak Indonesia.
By : Bayu Dwi Nurcahyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar