Sabtu, 03 Agustus 2013

Untuk Menjadi Pemimpin, Jujur Saja Tidak Cukup, Harus Diimbangi Dengan Kecerdasan

Kita semua terutama kaum laki-laki adalah pemimpin, mulai dari memimpin adik-adik kita, anak istri kita, serta bangsa dan negara kita. Pemimpin yang baik harus memiliki 4 kriteria utama yaitu Jujur, bertanggung jawab, pandai berkomunikasi, dan yang terakhir adalah cerdas.

Mengapa Jujur menjadi urutan pertama dalam standar kepemimpinan, bukan cerdas, bertanggung jawab atau pandai berkomunikasi?

Jawabannya karena seseorang yang jujur cenderung adil dan amanah. Orang jujur akan memberikan segala sesuatu yang memang pantas untuk diberikan, dan akan meminta segala sesuatu yang memang pantas untuk diminta. Orang jujur akan menyampaikan segala sesuatu apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi. 

Tapi tahu tidak, jika Pemimpin tersebut hanya memiliki faktor yang pertama saja, maka akan sangat berbahaya. Tidak hanya berbahaya bagi dirinya sendiri, tetapi juga berbahaya bagi orang-orang yang dipimpinnya.

Mengapa demikian? 

Didunia ini kita berhadapan dengan bermacam-macam manusia dengan bermacam-macam karakternya. Beruntung jika yang kita hadapi adalah manusia yang jujur, maka kita bisa sejalan dengan dia. Tapi bayangkan, jika kita berhadapan dengan orang-orang yang jahat, yang akan dengan cerdik berusaha menjerumuskan kita dengan informasi-informasi ataupun ilmu-ilmu yang tidak benar bahkan menyesatkan, maka akan sangat berbahaya jika kita tidak pandai menyikapinya.

Jika Pemimpin yang berhadapan dengan orang tersebut adalah pemimpin yag hanya bermodalkan kejujuran saja, kemungkinan besar dia akan menelan mentah-mentah informasi atau ilmu yang disampaikan oleh orang jahat tersebut. Karena ketidaktahuannya, Ia akan menganggap bahwa informasi atau ilmu tersebut adalah benar. Dan karena kejujurannya, dia akan menjalankan dengan baik informasi dan ilmu tersebut, sebagai wujud pengabdiannya sebagai seorang pemimpin. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka dengan sendirinya akan terjerumuslah seluruh pengikutnya, karena kepercayaan yang tinggi dari pengikutnya terhadap pemimpin tersebut.

Namun, Jika pemimpin yang berhadapan dengan orang jahat tersebut adalah seorang yang cerdas. Maka akan dengan tegas, Ia menolak mentah-mentah informasi dan ilmu tersebut, demi kemaslahatan rakyatnya. Bahkan karena kejujurannya, dia akan meluruskan informasi dan ilmu tersebut, agar tidak disalahartikan oleh rakyatnya.

Maka dari itu, untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, jujur saja tidak cukup, tetapi harus di imbangi dengan kecerdasan agar tidak mudah terkecoh dan dijerumuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
 

By : Bayu Dwi Nurcahyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar