Kamis, 21 Maret 2013

Muliakanlah Istri Kita Sebagaimana Kita Memulyakan Kedua Orang Tua Kita

Pernikahan adalah suatu ikatan yang suci antara laki-laki dan perempuan untuk berjanji sehidup semati bersama-sama menjalani kehidupan didunia, dan siap menerima segala konsekuensi dan cobaan dunia yang mungkin akan dihadapi.

Hakekat menikah adalah tidak hanya untuk menyatukan 2 insan laki-laki dan perempuan untuk menjadi satu keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah, tetapi juga untuk menyatukan dan mempererat silaturahmi antara keluarga kedua insan tersebut. 

Sehingga arti menikah bukanlah memisahkan kedua insan yang menikah tersebut dari keluarga masing-masing untuk menjalani hidup sendiri, tetapi justru menyatukan dan mempererat hubungan dan silaturahmi antara kedua insan yang menikah tersebut dan seluruh keluarganya. 

Pada saat prosesi pernikahan, mempelai laki-laki membacakan janji/ikrar untuk selalu memberikan yang terbaik kepada calon istrinya dan selalu berusaha memuliakannya. Ikrar tersebut adalah ikrar yang suci, karena dibacakan dihadapan penghulu, wali, saksi dan dihadapan Allah SWT.

Ikrar tersebut sangat mudah sekali untuk dibacakan, tetapi akan sangat membutuhkan keikhlasan untuk menjalankannya. 

Perempuan, sebelum menjadi istri, dia adalah orang lain dalam hidup kita. Namun, dia akan menjadi bagian dari kita dan perjalanan hidup kita ketika kita sudah menikah. Dia bukanlah orang lain lagi, apapun yang suami alami, dia juga ikut mengalami. Apapun yang suami rasakan, dia juga ikut merasakan. Kebahagiaan dan kesedihan yang suami alami juga akan menjadi kebahagiaan dan kesedihan hidup yang dia alami.

Beruntunglah perempuan yang mendapatkan suami yang akan selalu membuat dia bahagia. Dan beruntunglah laki-laki yang dapat selalu membahagiakan istrinya. Maka jangan gara-gara kitalah dia menjadi perempuan yang tidak bahagia, karena mungkin saja, jika dia sebenarnya menikah dengan laki-laki lain, dia akan merasakan kebahagiaan yang lebih dari apa yang dia dapatkan sekarang.

Jadi selalu berusaha dan berdoalah untuk membuat dia bahagia. 

Maafkanlah jika suamimu ini belumlah bisa memberikan yang terbaik untuk mu wahai istriku.

By : Bayu Dwi Nurcahyo




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar