Selasa, 16 Oktober 2012

Memilih itu sama sulitnya dengan dipilih, maka hati-hatilah dalam memilih!!!!



Menjadi seorang pemilih memang kelihatannya lebih mudah daripada menjadi seorang pemimpin. Pemimpin harus berjibaku untuk memenuhi aspirasi rakyatnya atau anak buahnya, sedangkan Pemilih tinggal mencontreng, menunjuk atau mencoblos seseorang yang menurutnya pantas untuk memimpinnya, setelah itu selesai deh tugasnya. Enak kan?

Pemimpin akan dimintakan pertanggung jawabannya sampai dengan di akherat nanti. Sedangkan menjadi seorang pemilih, kira-kira ada gak pertanggungjawaban yang Ia bawa sampai akherat nanti atas hak pilihnya?

Tetapi tau gak? bahwa menjadi seorang pemilih itu sebenarnya lebih sulit daripada menjadi seorang pemimpin. Setelah kita memilih pemimpin kita, kita akan menjadi pengikut dia, kita akan menjadi ekornya dia. Kemanapun dia pergi, kita ikut, apapun perintah dia, kita ikut. Bahkan jika pemimpin kita ke nerakapun, terkadang kita mau gak mau harus ikut dan kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena kekuasaan dia. 

Bayangkan !!!, kita akan terjerumus ke hal yang merugikan kita, jika kita salah memilih pemimpin kita. Kita akan diarahkan ke hal yang menguntungkan kita jika kita pandai memilih pemimpin kita. Pemimpin adalah gambaran diri dari orang-orang yang memilihnya. Jika kita memilih orang jahat menjadi pemimpin kita, berarti kita sama jahatnya dengan dia. Jika kita memilih orang baik sebagai pemimpin, maka kita sama baiknya dengan pemimpin tersebut.

Nah ,ternyata menjadi seorang pemilih sebenarnya memiliki rasa was-was dan takut yang lebih dari apa yang dialami oleh seseorang yang dicalonkan menjadi seorang pemimpin. Takut akan memilih orang yang salah, takut jika orang yang akan menjadi pemimpinnya kelak akan menyengsarakannya, takut jika orang yang dipilihnya kelak tidak peduli akan nasib rakyatnya.

Oleh sebab itu, jadilah pemilih yang baik sehingga tepat dalam memilih pemimpin. Mencari orang baik itu lebih sulit daripada mencari orang pandai. Maka, jadikanlah orang baik sebagai syarat pertama untuk dijadikan sebagai pemimpin kita, baru syarat-syarat yang lain (kecerdasan, semangat kerja, dsb) menyusul. Karena pemimpin pandai yang jahat akan membodohi dan menyengsarakan rakyatnya, sedangkan pemimpin baik yang cerdas akan selalu mencari cara-cara terbaik untuk mensejahterakan rakyatnya.

Maka, jika kita kebetulah dipercaya menjadi seorang pemilih, jadilah pemilih yang baik dan cerdas. Dan ketika kita kebetulan dipercaya menjadi pemimpin, maka, jadilah pemimpin yang baik, amanah dan cerdas yang akan mensejahterakan rakyat dan anak buahnya. amin

By : Bayu Dwi Nurcahyo,

1 komentar: